-Penguin
-Warning!!!!
-Orang yang Baik akan :
1.Mencopy artikel dari sini denga menyertakan SUMBER-nya
2.Bertindak sopan di page manapun ia berada
3.Memberikan komentar beserta kritik dan Saran setelah membaca.
Saya yakin yang berkunjung ke blog saya Baik Semua :)
Terima kasih!
-Butuh Terjemahan??
CONTOH MAKALAH NEGARA KAMBOJA
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang NEGARA KAMBOJA.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Maja,26 Maret 2014
Penyusun
NEGARA KAMBOJA
Nama resmi :Kingdom
of Cambodia
Bentuk Negara : Kerajaan Konstitusional
Ibukota : Phnom Penh
Tahun Merdeka :195
Kepala Negara : Raja Norodom Sihamoni
Kepala Pemerintahan : PM Hun Sen
Bentuk Negara : Kerajaan Konstitusional
Ibukota : Phnom Penh
Tahun Merdeka :195
Kepala Negara : Raja Norodom Sihamoni
Kepala Pemerintahan : PM Hun Sen
Luas Wilayah
: 181.035 sq km
Iklim : Tropis
Agama : Budha
Bahasa Nasional : Khmer
Lagu Nasional : Nokor Reakh
Hari Nasional : 9 November
Pembagian wilayah : Kamboja dibagi menjadi 20 Provinsi & 4 Kota praja. Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi Distrik, komunion . distrik besar,dan kepulauan.
Iklim : Tropis
Agama : Budha
Bahasa Nasional : Khmer
Lagu Nasional : Nokor Reakh
Hari Nasional : 9 November
Pembagian wilayah : Kamboja dibagi menjadi 20 Provinsi & 4 Kota praja. Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi Distrik, komunion . distrik besar,dan kepulauan.
1.
LETAK ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS
Negara kamboja terletak antara 10 LU- 14LU dan 102,5 BT- 107,5 BT. Dengan Luas sekitar 181,035 Km2.
2.
BENTANG ALAM
Kamboja berbatasan dengan Thailand di
sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan
Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan
Danau Tonle Sap melintasi negara ini.
3.
KONDISI IKLIM
Wilayah kamboja beriklim tropis, bulan November-Mei
merupakan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Mei-Oktober. Suhu
udara berkisar antara 20- 36. Musim hujan sangat diperlukan untuk budidaya tanaman padi. Pada saat
musim hujan, Danau Tonle Sap yang merupakan danau terbesar dikamboja meluas
hingga sekitar 8 kali ukuran saat musim kemarau.
4.
GEOGRAFI
Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2.
Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine
yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja
adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
5.
EKONOMI
• Agrikultur
menjadi andalan utama kehidupan ekonomi masyarakat Kamboja terutama bagi
masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata dan Tekstil juga menjadi bidang
andalan dalam perekonomian di Kamboja.
• Perlambatan
ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial ASIA. Investasi asing dan
turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya
kekerasan dan kerusuhan di Kamboja.
6.
POLITIK
Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara
kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar.
Raja Kamboja menjabat
Kepala
Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan
dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung
dalam Dewan Menteri .
7.
PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk alami dinegara ini sekitar
1,7%. Sebagian penduduknya merupakan suku bangsa Khmer 90%, terdapat pula suku
bangsa cina 1%., vietnam 5%. Dan lainnya 4%.
KAMBOJA atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang
semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung
Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal
dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara
tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini
berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat
Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer.
Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim
Cham.
Kamboja
menghebohkan dunia ketika komunis radikal Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa
pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah
negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala
sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan
sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan
korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa
kegelapan bagi rakyat Kamboja.
Merdeka dari Perancis
Pada tanggal 9 November 1953, Perancis mengakhiri penjajahannya di Kamboja yang telah berlangsung sejak tahun 1863 dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum (pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan.
Pada tahun 1955, untuk melepaskan
diri dari segala bentuk pelarangan yang dibuat untuk raja oleh
perundang-undangan Kamboja, Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada
ayahnya, Norodom Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama
pemilihan berturut-turut, pada tahun 1955,1958, 1962 dan 1966, partai bentukan
Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen.
Pada bulan Maret 1969, Pesawat
Amerika mulai mengebom Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari
tentara Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973.
Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan bagian dari pemerintahan tersebut.
Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan bagian dari pemerintahan tersebut.
·
Khmer Merah
Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja.
Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.
Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi.
Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja.
Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.
Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi.
·
Killing Fields (Ladang Pembantaian)
Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.
Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan.
Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu
tersebut diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada
sekitar 343 "ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah
Kamboja. Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini,
sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari Phnom Penh,
yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum
Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari
Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka didokumentasikan dan
diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng.
Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah
organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan
sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama
sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School.
Tuol Sleng yang berlokasi di
subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas
600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah
menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh
politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar
menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus
menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka
akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan
alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau
disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa
saat diinterogasi.
Setelah
diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di Choeung Ek.
Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan untuk diinterogasi
sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi.
Haing S Ngor yang masa itu
berprofesi sebagai seorang dokter adalah segelintir intelektual yang berhasil
lolos dari buruan rezim Khmer Merah. Haing dianugerahi Piala Oscar tahun 1984
atas perannya di film "The Killing Fields". Dalam film itu, ia
memerankan tokoh Dith Pran, jurnalis Kamboja yang selamat dari pembantaian.
Namun malang, Haing tewas terbunuh di kediamannya di Los Angeles, AS, ketika
melawan perampokan yang dilakukan tiga pecandu narkoba pada 1996.
·
Intervensi Vietnam
Pada tanggal 25 Desember 1978, setelah beberapa
pelanggaran terjadi di perbatasan antara Kamboja dan Vietnam, tentara Vietnam
menginvasi Kamboja. Tanggal 7 Januari 1979, pasukan Vietnam menduduki Phnom
Penh dan menggulingkan pemerintahan Pol Pot. Pemerintahan boneka lalu dibentuk
di bawah pimpinan Heng Samrin, mantan anggota Khmer Merah yang telah membelot
ke Vietnam. Namun pemerintahan baru ini tidak diakui oleh negara-negara Barat.
Sementara Pol Pot dan para pengikutnya lari ke hutan-hutan dan kembali
melakukan taktik gerilya dan teror. Pol Pot yang bernama asli Saloth Sar
akhirnya meninggal di tengah hutan pada 15 April 1998 karena serangan jantung.
·
Menuju Perdamaian
Pada tahun 1982, Tiga kelompok (faksi) yang masih
bertahan di Kamboja yaitu Khmer Merah, dan Front kemerdekaan nasional, netral,
kedamaian dan kerja sama Kamboja (FUNCINPEC) pimpinan Pangeran Sihanouk, serta
Front nasional kebebasan orang-orang Khmer yang dipimpin oleh perdana menteri
yang terdahulu yaitu Son Sann, membentuk koalisi yang bertujuan untuk memaksa
keluar tentara Vietnam. Tahun 1989, tentara Vietnam akhirnya mundur dari
Kamboja.
Tahun 1992, PBB (UNTAC), mengambilalih sementara
pemerintahan negara ini. Tahun berikutnya, PBB menggelar pemilu demokratis yang
dimenangkan oleh FUNCINPEC. Faksi ini kemudian membentuk pemerintahan koalisi
bersama Partai Rakyat Kamboja (CPP) pimpinan Hun Sen.
Sekarang, Kamboja telah berkembang pesat berkat
bantuan dari negara-negara asing. Negara ini bahkan telah menggelar persidangan
terhadap seorang mantan pemimpin Khmer Merah atas dakwaan melakukan kejahatan
terhadap kemanusiaan. Rakyat di kota dan desa juga telah hidup tenang walaupun
dihantui bahaya ranjau darat yang masih banyak bertebaran di seluruh penjuru
negeri. Ahh, malangnya nasibmu Kamboja.
02.19
|
Label:
-Makalah & Laporan
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar